Rabu, 28 Mac 2012

Majlis Pelancaran Program Pintar TM 2012










Pelancaran Program ini akan diadakan pada 31 mac 2012, dirasmikan oleh YB Dato' Seri Dr.Zamry Bin Abdul Kadir, Menteri Besar Perak.Bertempat di Dewan Sri Chenderiang.




Lagu Tema:

Seko­lah Sukan Tunku Mahkota Ismail (SSTMI) terus ung­gul dan sekali­gus mem­buk­tikan kece­mer­lan­gan sukan dan akademik men­jadi mat­la­mat utama apa­bila ber­jaya men­ca­pai kelu­lu­san 100 per­a­tus dalam peperik­saan Sijil Pela­jaran Malaysia (SPM) 2011 yang telah diu­mumkan kepu­tu­san­nya hari ini.
Sera­mai 80 orang calon ter­diri dari­pada atlet pela­jar berlainan jenis sukan telah men­duduki peperik­saan SPMpada tahun lalu. Berbekalkan azam, seman­gat serta perse­di­aan awal oleh semua pihak ter­ma­suk guru-guru, kak­i­tan­gan dan warga seko­lah akhirnya mem­buahkan hasil yang membanggakan.
Pen­ca­pa­ian terse­but mem­buk­tikan bahawa atlet pela­jar SSTMI mampu ber­jaya dan cemer­lang dalam bidang sukan dan akademik meskipun ter­paksa mem­ba­hagikan masa yang ter­had den­gan lati­han, per­tandin­gan dan waktu pembelajaran.


Didirikan di Herzogenaurach, Jerman di tahun 1920 oleh dua bersaudara Adolf (Adi) Dassler dan Rudolph Dassler, pada awalnya perusahaan ini hanya memproduksi selop. Pada suatu hari di tahun 1925, Adi berhasil merancang sepasang sepatu olahraga, dan sejak itu usaha perbaikan dan pengembangan dalam bidang sepatu pun terus dilakukan. Setelah berbagai inovasi yang mereka lakukan, pada tahun 1927-an, adidas sudah berhasil merancang sepatu khusus untuk berbagai keperluan olahraga, dan pada 1928 mereka memberikan sepatu mereka secara gratis kepada atlet-atlet yang berpartisipasi pada Olimpiade Amsterdam. Didukung oleh kemajuan bidang penyiaran dan pertelevisian, adidas menikmati keuntungan dari event olahraga seperti Olimpiade atau sepakbola, karena logo 3 strip mereka mudah dikenali dari jauh. 
Walaupun berbagai kemajuan yang diraih, pada 1948 konflik antara Dassler bersaudara berakibat pada pecahnya perusahaan mereka. Adi Dassler menjalankan sendiri perusahaan, mengambil nama kecilnya “Adi” dan mengkombinasikannya dengan potongan nama belakangnya sehingga menjadi “adidas”, ia pun mendafarkan logo 3 strip sebagai trademark dari adidas. Sedangkan saudaranya Rudolph berpindah ke bagian lain dari kota itu dan mendirikan perusahaan olahraga miliknya sendiri, Puma. 
Pada tahun 1971 Muhammad Ali dan Joe Frazier yang menjadi icon olahraga tinju pada saat itu, sudah menggunakan produk adidas. Pada Olimpiade Munich 1972 1.164 dari 1.490 atlet internasional menggunakan adidas. Sehingga pada tahun 70-an adidas mencapai masa jayanya. 
Setelah krisis pada awal 80-an, terutama karena berjayanya Nike di pasar internasional, adidas berhasil mengembalikan pamornya pada tahun 1986 ketika Run D.M.C, sebuah grup rap dari New York, membuat lagu yang berjudul “My Adidas”, dan sekaligus mempopulerkan sepatu adidas yang mereka pakai tanpa menggunakan tali. Hal tersebut menjadi gaya tersendiri yang banyak ditiru oleh fans-fans mereka. 
Pada dekade 90-an terutama di AS dan Eropa berkembang pikiran bahwa generasi muda cenderung menghindari apapun yang orang tua mereka pakai, termasuk dalam urusan sepatu. Mereka menghindari pemakaian nike dan reebok, yang dulu dipakai oleh orang tua mereka. Sehingga barang-barang produksi adidas (sepatu, jaket,…) yang sudah berumur 20 tahun-pun tiba-tiba menjadi barang koleksi yang mahal harganya dan dicari-cari oleh banyak orang (coba deh liat-liat barang adidas vintage di ebay). Hal ini pun dimanfaatkan oleh adidas untuk memproduksi dan mengeluarkan kembali (re-issue) beberapa model sepatu populernya (seperti adidas rom, rekord, athen, dublin,..). Hal ini mengangkat status adidas itu sendiri, dari sekedar produk olahraga menjadi semacam lambang gaya hidup yang baru.